Menu

Mode Gelap
Kejagung Tetapkan Nadiem Makarim Tersangka Korupsi Laptop Chromebook Gempa Dahsyat di Afghanistan Tewaskan Lebih dari 800 Orang Sejumlah Politisi Nasdem, PAN, dan Golkar Dicopot dari DPR Usai Demo Besar Taylor Swift dan Travis Kelce Umumkan Tunangan Siapa Anggota DPR yang Usulkan Gerbong Khusus Perokok? KAI Tegas Tolak Terkontaminasi Radioaktif, Kemendag Hentikan Ekspor Udang Indonesia ke AS

Internasional

Paska Serangan Militan di Kashmir, India Buru Pelaku

badge-check


					Personel keamanan Pasukan Keamanan Perbatasan berjaga di pos perbatasan Attari-Wagah di perbatasan India-Pakistan, dekat Amritsar, India, pada 25 April 2025. Perbesar

Personel keamanan Pasukan Keamanan Perbatasan berjaga di pos perbatasan Attari-Wagah di perbatasan India-Pakistan, dekat Amritsar, India, pada 25 April 2025.

Srinagar – Pasukan bersenjata India, dibantu militer, menyisir rumah-rumah warga dan kawasan hutan di Kashmir, Jumat (25/4/2025), paska serangan militan di kawasan wisata Pahalgam yang menewaskan 26 orang. Ini menjadi serangan terhadap warga sipil paling mematikan dalam hampir dua dekade terakhir.

Panglima Angkatan Darat India, Jenderal Upendra Dwivedi, mengunjungi Srinagar, ibu kota Kashmir India, untuk meninjau kondisi keamanan. Pemerintah India menuding adanya unsur Pakistan dalam serangan tersebut, tuduhan yang kemudian dibantah oleh Islamabad.

Serangan yang terjadi pada Selasa lalu itu memicu gelombang kemarahan nasional. Perdana Menteri India, Narendra Modi, berjanji memburu pelaku hingga ke “ujung dunia.” Para korban, menurut Modi, berasal dari berbagai penjuru India.

Ketegangan antara India dan Pakistan—dua negara bersenjata nuklir—semakin meningkat. India menangguhkan perjanjian penting tentang pembagian air, Indus Waters Treaty, yang telah berlangsung sejak 1960. Sebagai tanggapan, Pakistan menutup wilayah udaranya bagi penerbangan India, memicu gangguan pada rute-rute internasional.

Menteri Sumber Daya Air India, C.R. Paatil, menegaskan tekad pemerintah untuk menghentikan aliran air Sungai Indus ke Pakistan. “Kami akan memastikan tidak ada satu tetes pun air Sungai Indus yang mengalir ke Pakistan,” ujarnya melalui media sosial X.

Pakistan yang sangat bergantung pada Sungai Indus untuk irigasi dan pembangkit listrik tenaga air, memperingatkan bahwa setiap upaya pengalihan aliran sungai akan dianggap sebagai “tindakan perang.”

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menyerukan ketenangan, menyatakan bahwa India dan Pakistan “akan menemukan jalan keluar”. Meski mengakui bahwa serangan tersebut adalah “kejadian buruk.”

Di sektor ekonomi, pasar keuangan India sempat terguncang, dengan indeks saham utama ditutup melemah 0,7 hingga 0,9 persen. Nilai tukar rupee India turun 0,2 persen, sementara imbal hasil obligasi pemerintah naik empat basis poin.

Rumah keluarga Asif Sheikh, seorang terduga pelaku dalam serangan militan di Kashmir, telah dihancurkan oleh pihak berwenang India di desa Monghama, Tral, Kashmir Selatan, pada 25 April 2025.

Rumah keluarga Asif Sheikh, seorang terduga pelaku dalam serangan militan di Kashmir, telah dihancurkan oleh pihak berwenang India di desa Monghama, Tral, Kashmir Selatan, pada 25 April 2025.

Seruan Balas Dendam

Beberapa politisi Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa di India mendesak pemerintah untuk melancarkan aksi militer terhadap Pakistan. Pada 2019, India pernah melakukan serangan udara ke wilayah Pakistan sebagai balasan atas pemboman bunuh diri yang menewaskan sedikitnya 40 personel paramiliter di Kashmir.

Polisi Kashmir mengidentifikasi tiga tersangka terkait serangan di Pahalgam, dua di antaranya merupakan warga negara Pakistan. Aparat juga telah merobohkan rumah dua tersangka militan, salah satunya terlibat langsung dalam serangan ini.

Penggunaan “keadilan buldoser” —praktik merobohkan bangunan milik terduga pelaku kejahatan—semakin marak di negara-negara bagian yang dikuasai BJP, memicu kekhawatiran diskriminasi terhadap minoritas Muslim.

Di tengah ketegangan, terjadi pula insiden baku tembak sporadis di sepanjang Garis Kontrol (LoC) yang memisahkan wilayah Kashmir yang dikuasai India dan Pakistan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Tragedi Rio de Janeiro: Operasi Polisi Tewaskan 121 Orang

31 Oktober 2025 - 08:32 WIB

Operasi polisi di Rio de Janeiro menewaskan 121 orang, menjadikannya yang paling mematikan dalam sejarah Brasil.

Pencurian Mahkota Kerajaan di Louvre Prancis, Pakar Sebut Barang Curian Akan Hilang Selamanya

22 Oktober 2025 - 09:22 WIB

Pencurian mahkota Kerajaan di Louvre jadi aib nasional Prancis. Polisi buru geng spesialis perhiasan lintas Eropa.

Industri Film Dunia Tetap Melaju di Tengah Ancaman Tarif Trump

19 Oktober 2025 - 10:29 WIB

Ancaman tarif 100 persen dari Donald Trump tak hentikan produksi global seperti Star Wars: Starfighter. Industri film tetap melaju.

Aksi ‘No Kings’ di AS, Ribuan Warga Protes Kebijakan Trump

19 Oktober 2025 - 07:59 WIB

Ribuan warga AS turun ke jalan dalam aksi No Kings memprotes kebijakan Donald Trump yang dinilai mengancam demokrasi dan kebebasan sipil.

Tercatat Sejarah: Trump Umumkan Perang Gaza Berakhir

14 Oktober 2025 - 08:34 WIB

Hamas bebaskan sandera terakhir, Trump nyatakan perang Gaza berakhir. Dunia sambut babak baru perdamaian Timur Tengah.
Trending di Internasional