Menu

Mode Gelap
Kejagung Tetapkan Nadiem Makarim Tersangka Korupsi Laptop Chromebook Gempa Dahsyat di Afghanistan Tewaskan Lebih dari 800 Orang Sejumlah Politisi Nasdem, PAN, dan Golkar Dicopot dari DPR Usai Demo Besar Taylor Swift dan Travis Kelce Umumkan Tunangan Siapa Anggota DPR yang Usulkan Gerbong Khusus Perokok? KAI Tegas Tolak Terkontaminasi Radioaktif, Kemendag Hentikan Ekspor Udang Indonesia ke AS

Internasional

India Putuskan Hubungan dengan Pakistan Usai Serangan di Kashmir

badge-check


					Kelompok militan menewaskan 26 orang di kawasan wisata Baisaran Valley, Pahalgam, Kashmir. Mayoritas korban adalah wisatawan India. Perbesar

Kelompok militan menewaskan 26 orang di kawasan wisata Baisaran Valley, Pahalgam, Kashmir. Mayoritas korban adalah wisatawan India.

New Delhi – Pemerintah India pada Rabu (23/4/2025) mengumumkan serangkaian langkah tegas untuk menurunkan tingkat hubungan diplomatik dengan Pakistan, sehari setelah serangan bersenjata oleh kelompok militan yang menewaskan 26 orang di kawasan wisata Baisaran Valley, Pahalgam, Kashmir. Serangan ini merupakan yang paling mematikan terhadap warga sipil di India dalam hampir dua dekade terakhir.

Serangan yang terjadi pada Selasa itu langsung memicu respons keras dari pemerintah India, yang menuding adanya keterlibatan lintas batas dalam aksi tersebut. Dalam konferensi pers, Sekretaris Luar Negeri India Vikram Misri menyampaikan bahwa pemerintah akan menangguhkan pelaksanaan Indus Waters Treaty 1960—perjanjian yang sebelumnya tetap bertahan meski kedua negara sempat terlibat dalam perang.

“Perjanjian ini akan ditangguhkan hingga Pakistan dengan kredibel dan secara permanen meninggalkan dukungannya terhadap terorisme lintas batas,” ujar Misri. Perjanjian ini selama ini mengatur pembagian air Sungai Indus dan anak-anak sungainya yang sangat vital bagi sistem irigasi dan pembangkit listrik di Pakistan.

Polisi berjaga-jaga di Pos Pemeriksaan di Kashmir Selatan.

India Tutup Pos Perbatasan

Langkah lainnya yang diumumkan India mencakup penutupan satu-satunya pos lintas darat antara kedua negara, pelarangan visa khusus Asia Selatan bagi warga Pakistan, serta pengusiran semua penasihat pertahanan dari kedutaan Pakistan di New Delhi. India juga akan menarik sebagian staf diplomatiknya dari Islamabad.

Tidak hanya itu, warga Pakistan yang berada di India dengan visa khusus diberi waktu 48 jam untuk meninggalkan negara tersebut. India pun menegaskan tidak akan memberi izin masuk baru bagi warga Pakistan hingga pemberitahuan lebih lanjut.

“India tidak akan berhenti dalam mengejar siapa pun yang terlibat dalam aksi teror, maupun mereka yang mendukung dan memfasilitasinya,” tegas Misri.

Pukulan Besar bagi PM Modi

Serangan di Kashmir yang terjadi di tengah meningkatnya kunjungan wisatawan ke wilayah tersebut disebut sebagai pukulan besar bagi kebijakan Perdana Menteri Narendra Modi dan Partai Bharatiya Janata (BJP). Pemerintah selama ini mengklaim pencabutan status khusus Jammu dan Kashmir pada 2019 sebagai keberhasilan yang membawa stabilitas dan pembangunan di wilayah mayoritas Muslim tersebut.

Kelompok militan bernama “Kashmir Resistance” mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu dalam sebuah unggahan media sosial. Mereka menentang masuknya lebih dari 85.000 “pendatang dari luar” ke Kashmir yang dinilai mengubah komposisi demografis wilayah tersebut. Badan keamanan India menyebut kelompok ini terkait dengan organisasi militan berbasis di Pakistan seperti Lashkar-e-Taiba dan Hizbul Mujahideen. Pakistan membantah tuduhan ini dan menyatakan hanya memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi warga Kashmir.

Menteri Luar Negeri Pakistan Ishaq Dar menyatakan melalui platform X bahwa Perdana Menteri Shehbaz Sharif akan memimpin rapat Komite Keamanan Nasional pada Kamis pagi untuk merespons keputusan India.

Antrian mobil yang membawa wisatawan untuk dievakuasi ke Bandara di Srinagar.

Kashmir Terguncang

Di Kashmir, ribuan wisatawan dan pekerja lokal yang berada di lokasi saat serangan terjadi segera dievakuasi. Pemerintah wilayah federal Jammu dan Kashmir pun menutup semua aktivitas pada Rabu sebagai bentuk duka dan protes atas serangan tersebut. “Kami malu. Kashmir malu,” kata mantan Kepala Menteri Jammu dan Kashmir Mehbooba Mufti. “Kami berdiri bersama bangsa dalam masa sulit ini.”

Serangan ini mengguncang rasa aman yang sempat pulih di Kashmir, wilayah yang sejak 1989 dilanda konflik bersenjata antara militan separatis dan pasukan keamanan India, dan kini kembali menghadapi ketidakpastian dalam bayang-bayang eskalasi ketegangan India–Pakistan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Tragedi Rio de Janeiro: Operasi Polisi Tewaskan 121 Orang

31 Oktober 2025 - 08:32 WIB

Operasi polisi di Rio de Janeiro menewaskan 121 orang, menjadikannya yang paling mematikan dalam sejarah Brasil.

Pencurian Mahkota Kerajaan di Louvre Prancis, Pakar Sebut Barang Curian Akan Hilang Selamanya

22 Oktober 2025 - 09:22 WIB

Pencurian mahkota Kerajaan di Louvre jadi aib nasional Prancis. Polisi buru geng spesialis perhiasan lintas Eropa.

Industri Film Dunia Tetap Melaju di Tengah Ancaman Tarif Trump

19 Oktober 2025 - 10:29 WIB

Ancaman tarif 100 persen dari Donald Trump tak hentikan produksi global seperti Star Wars: Starfighter. Industri film tetap melaju.

Aksi ‘No Kings’ di AS, Ribuan Warga Protes Kebijakan Trump

19 Oktober 2025 - 07:59 WIB

Ribuan warga AS turun ke jalan dalam aksi No Kings memprotes kebijakan Donald Trump yang dinilai mengancam demokrasi dan kebebasan sipil.

Tercatat Sejarah: Trump Umumkan Perang Gaza Berakhir

14 Oktober 2025 - 08:34 WIB

Hamas bebaskan sandera terakhir, Trump nyatakan perang Gaza berakhir. Dunia sambut babak baru perdamaian Timur Tengah.
Trending di Internasional