Gaza – Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Jalur Gaza pada Selasa (18/3/2025), menargetkan posisi militan Hamas dalam eskalasi terbaru konflik yang telah berlangsung berbulan-bulan. Serangan itu menewaskan sedikitnya 413 orang, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak dan perempuan, menurut pejabat kesehatan di Gaza.
Militer Israel mengatakan serangan itu bertujuan menghancurkan infrastruktur Hamas, termasuk fasilitas peluncuran roket dan pusat komando bawah tanah. “Kami menargetkan elemen-elemen yang secara langsung mengancam keamanan warga Israel,” kata juru bicara militer Israel dalam sebuah pernyataan.
Di sisi lain, pejabat kesehatan Gaza menyatakan bahwa serangan tersebut menghantam beberapa area pemukiman padat penduduk, menyebabkan banyak korban sipil.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres menyampaikan keprihatinan mendalam atas meningkatnya jumlah korban jiwa. “Saya sangat terkejut dengan skala serangan ini dan mendesak semua pihak untuk segera menghentikan kekerasan,” kata Guterres dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, Washington menyatakan bahwa mereka terus memantau situasi dan menyerukan de-eskalasi. “Kami mengutuk serangan terhadap warga sipil dari kedua belah pihak dan mendesak langkah-langkah untuk mengurangi ketegangan,” ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
Serangan terbaru ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan, dengan laporan bahwa Hamas telah meningkatkan serangan roket ke wilayah Israel dalam beberapa hari terakhir.
Gaza, yang telah berada di bawah blokade Israel selama lebih dari satu dekade, kini menghadapi situasi kemanusiaan yang semakin memburuk, dengan rumah sakit kewalahan menangani korban.
Badan-badan bantuan internasional telah menyerukan akses kemanusiaan yang lebih besar untuk membantu warga sipil yang terdampak.
Hingga Selasa malam, suara ledakan dan serangan udara masih terdengar di berbagai bagian Gaza, sementara upaya mediasi internasional untuk mencapai gencatan senjata terus dilakukan.