Kyiv – Hubungan antara Kyiv dan Washington kembali ke jalur yang lebih positif setelah pertemuan tegang bulan lalu antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Gedung Putih. Hal ini disampaikan oleh Kepala Staf Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak.
Upaya Perbaikan Hubungan Setelah Ketegangan
Menurut Yermak, dua putaran pembicaraan mengenai kemungkinan gencatan senjata yang berlangsung di Arab Saudi memberikan kesempatan bagi Kyiv untuk menunjukkan kesediaannya bekerja sama dengan pemerintahan Trump dalam upaya mengakhiri perang yang telah berlangsung selama tiga tahun antara Ukraina dan Rusia.
“Saya pikir kami telah melakukan percakapan yang sangat baik dengan Amerika,” kata Yermak. “Saya yakin kami kembali ke jalur yang benar.”
Pernyataan ini muncul setelah pertemuan antara Trump dan Zelenskiy di Gedung Putih pada 28 Februari lalu yang diwarnai ketegangan. Saat itu, Trump dan Wakil Presiden JD Vance mengungkapkan bahwa Zelenskiy menunjukkan sikap yang dianggap tidak menghormati mereka. Sejak saat itu, Kyiv berupaya memperbaiki hubungan, dimulai dengan percakapan telepon antara Trump dan Zelenskiy pada 19 Maret, yang menurut Yermak berlangsung sangat baik.
Pembicaraan di Arab Saudi: Ukraina Tunjukkan Keseriusan
Dalam perundingan yang berlangsung di Arab Saudi, di mana pejabat AS berusaha menengahi kesepakatan antara delegasi Rusia dan Ukraina, Yermak menegaskan bahwa pihaknya menunjukkan keseriusan dalam mencapai perdamaian.
“Kami menunjukkan bahwa kami sangat serius, dan Amerika memahami itu,” kata Yermak. “Kami ingin menegaskan kepada teman-teman Amerika bahwa kami adalah mitra sejati. Itu adalah tujuan kami.”
Sebaliknya, ia menilai Rusia hanya sedang memainkan permainan politik dan tidak sungguh-sungguh dalam mencapai kesepakatan damai. Rusia, menurutnya, selalu mengaitkan perdamaian dengan syarat tertentu, termasuk pelonggaran sanksi ekonomi agar bisa kembali mengakses pasar ekspor internasional untuk produk pertanian dan pupuk mereka.
Kesepakatan Gencatan Senjata di Laut Hitam
Pada Selasa (25/3/2025), Amerika Serikat berhasil mencapai kesepakatan terpisah dengan Ukraina dan Rusia untuk menghentikan serangan terhadap wilayah perairan Laut Hitam serta infrastruktur energi masing-masing negara. Namun, belum ada kejelasan kapan dan bagaimana perjanjian ini akan mulai diterapkan.
Rusia mengajukan syarat pelonggaran sanksi sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata di Laut Hitam, yang menurut Yermak mencerminkan pola pendekatan Rusia dalam negosiasi perdamaian secara keseluruhan.
“Ini menunjukkan bahwa Rusia tidak menerima gencatan senjata tanpa syarat, yang jelas tidak masuk akal,” ujar Yermak. “Logika kami adalah, kami harus masuk ke dalam perundingan tanpa syarat apa pun.”
Yermak juga menegaskan bahwa Trump memiliki keinginan untuk mengakhiri perang, tetapi Rusia tidak menunjukkan komitmen yang sama.
“Cara terbaik untuk membuktikan sebaliknya adalah dengan kepatuhan ketat Rusia terhadap kesepakatan yang dicapai di Arab Saudi, setidaknya dalam hal gencatan senjata tanpa syarat. Dari sana, kita bisa bergerak maju menuju perdamaian yang benar-benar berkelanjutan,” tegasnya.