Washington – Pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan pengecualian tarif impor terhadap sejumlah produk elektronik, termasuk telepon pintar dan komputer, yang diproduksi perusahaan seperti Apple Inc dan Samsung & Co. Kebijakan ini diumumkan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS pada Jumat (11/4/2025) malam waktu setempat.
Langkah tersebut diambil di tengah penerapan tarif tinggi baru terhadap impor dari China, yang sebelumnya direncanakan mencapai 145 persen. Pemerintah menyebut pengecualian ini dilakukan untuk melindungi konsumen dari lonjakan harga barang elektronik yang menjadi kebutuhan sehari-hari.
Produk-produk yang mendapat pengecualian meliputi telepon pintar, laptop, hard drive, prosesor komputer, serta chip memori. Selain itu, mesin produksi semikonduktor dan perangkat terkait juga dikecualikan dari tarif tambahan.
Dalam pernyataannya, Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa kebijakan ini bersifat sementara dan dapat ditinjau ulang sewaktu-waktu. Ia menyebut bahwa pengecualian tersebut bagian dari upaya penyeimbangan tarif sektoral agar tidak memberatkan konsumen maupun industri dalam negeri.
“AS tidak boleh bergantung pada China untuk memproduksi teknologi kritis seperti chip, smartphone, dan laptop,” ujar juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt. Ia juga mengungkapkan bahwa sejumlah perusahaan AS kini tengah mempercepat relokasi produksi ke dalam negeri, seiring dengan strategi jangka panjang pemerintah dalam membangun kemandirian industri teknologi.
Sementara itu, para pengamat menilai bahwa pengecualian ini merupakan sinyal bahwa pemerintah mulai mempertimbangkan ulang dampak kebijakan proteksionis terhadap perekonomian domestik. Kenaikan harga akibat tarif tinggi dinilai dapat menggerus daya beli masyarakat dan memperlambat pertumbuhan sektor teknologi.
Pengecualian juga dinilai krusial bagi kelangsungan perusahaan teknologi besar seperti Apple, Nvidia, dan Dell yang masih mengandalkan manufaktur di China. Namun demikian, seorang pejabat Gedung Putih menyebutkan bahwa gelombang tarif baru terhadap sektor semikonduktor kemungkinan tetap akan diluncurkan, sejalan dengan investigasi keamanan nasional yang saat ini sedang berjalan.
Hingga saat ini, tarif sektoral yang telah diberlakukan Trump mencapai 25 persen. Namun belum ada kejelasan mengenai besaran tarif khusus untuk semikonduktor dan produk terkait di masa mendatang.
Pengecualian yang diumumkan akhir pekan ini dinilai sebagai upaya kompromi pemerintah dalam menghadapi tekanan politik dan ekonomi, baik dari sektor industri dalam negeri maupun dari konsumen yang mulai khawatir dengan inflasi harga barang teknologi.
Meski membawa angin segar dalam jangka pendek, ketidakpastian atas kelanjutan kebijakan tarif tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku industri dan investor. Sejumlah analis memperingatkan bahwa kebijakan perdagangan yang fluktuatif dapat menambah risiko terhadap stabilitas ekonomi dan memicu kekhawatiran resesi di tengah kondisi global yang belum sepenuhnya pulih.