Ottawa – Mark Carney berhasil membawa Partai Liberal kembali memimpin pemerintahan Kanada dalam pemilu yang digelar Senin (28/4/2025). Kemenangan ini sekaligus menandai langkah Kanada mengambil peran lebih besar di panggung internasional, terutama dalam merespons kebijakan proteksionis Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Carney, mantan Gubernur Bank of Canada dan Bank of England, menjadi satu-satunya orang yang pernah memimpin dua bank sentral negara anggota G7. Pengalamannya itu dinilai memberi kredibilitas tinggi untuk langsung memainkan peran internasional yang signifikan.
“Kami percaya pada kerja sama internasional. Kami percaya pada perdagangan bebas serta pertukaran ide yang terbuka. Jika Amerika Serikat tak ingin lagi memimpin, Kanada siap mengisi peran itu,” ujar Carney dalam pidato kemenangannya di Ottawa, awal April lalu.
Isu Trump Jadi Penentu dalam Pemilu Kanada
Dalam pemilu kali ini, Partai Liberal mengalahkan Partai Konservatif yang dipimpin Pierre Poilievre. Kampanye Poilievre dengan slogan “Canada First” kerap dibandingkan dengan gaya kampanye Donald Trump, terutama karena retorika tajam dan nada populis yang digunakan.
Poilievre sempat unggul dalam jajak pendapat selama berbulan-bulan. Namun elektabilitasnya merosot setelah Trump memberlakukan tarif terhadap produk Kanada dan secara kontroversial menyatakan niat “menganeksasi” Kanada. Pernyataan itu ditanggapi serius oleh sebagian pemilih dan menjadi salah satu faktor yang memengaruhi hasil akhir pemilu.

Hasil jajak pendapat sebelum Pemilu Kanada.
Meski memenangkan kursi terbanyak, Partai Liberal diperkirakan hanya akan menguasai minoritas di parlemen. Ini berarti Carney harus membentuk pemerintahan yang bergantung pada dukungan partai-partai kecil agar tetap stabil.
Menurut pengamat politik dari Canadian Global Affairs Institute, Colin Robertson, Carney adalah salah satu pemimpin Kanada paling siap dalam beberapa dekade terakhir. “Ia punya pemahaman mendalam tentang tantangan ekonomi global dan jaringan internasional yang luas,” ujar Robertson.
Tuan Rumah G7, Panggung Diplomasi
Carney diperkirakan akan memperkuat hubungan dagang dengan Eropa, Australia, dan negara-negara Asia, untuk mengurangi ketergantungan ekonomi Kanada terhadap Amerika Serikat. Trump saat ini telah menerapkan tarif baru terhadap mobil, baja, dan aluminium asal Kanada.
Dalam jangka pendek, penguatan ekonomi dalam negeri akan menjadi fokus utama pemerintahan Carney. Ia juga berkomitmen untuk mempercepat pembangunan infrastruktur guna mengurangi ketergantungan pada pasar ekspor AS.
Carney dijadwalkan menjadi tuan rumah pertemuan puncak G7 di Alberta, Kanada, pada Juni mendatang. Pertemuan ini diperkirakan akan menjadi ajang diplomasi penting, termasuk kemungkinan pertemuan tiga pihak antara Kanada, Amerika Serikat, dan Meksiko untuk membahas isu perdagangan.
Meskipun tidak sedikit yang menyangsikan kemampuan Kanada menjadi pemimpin global setara Jerman atau Prancis, posisi Kanada sebagai ketua G7 tahun ini memberi Carney panggung untuk memainkan peran strategis.
“Dia harus berhati-hati agar tidak memposisikan Kanada sebagai lawan langsung Amerika Serikat. Akan tetapi, membangun koalisi negara-negara yang berpikiran sama tetap penting,” kata Roland Paris, Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Ottawa.
Pesan Global: Jauhi Politik Ala Trump
Kemenangan Carney juga diperhatikan secara luas di luar Kanada. Di Australia, strategi Partai Buruh kini semakin mirip dengan pendekatan Liberal di Kanada, merespons penurunan popularitas tokoh konservatif yang dianggap terlalu dekat dengan kebijakan Trump.
Analis menyebut kemenangan Carney sebagai penanda bahwa pendekatan nasionalisme ekonomi dan retorika ala Trump mulai kehilangan daya tariknya. Hal ini juga menjadi pelajaran bagi partai-partai kanan agar menjauh dari pengaruh politik gaya “Make America Great Again” (MAGA).