Meksiko City – Duka mendalam menyelimuti rakyat Meksiko setelah dua taruna muda Angkatan Laut tewas dalam insiden tragis kapal tabrak jembatan Brooklyn yang terjadi pada Sabtu (17/5/2025) waktu setempat. Kapal layar latih kebanggaan Angkatan Laut Meksiko, ARM Cuauhtémoc, menabrak Jembatan Brooklyn di New York, Amerika Serikat, menyebabkan tiang-tiang utama kapal patah dan menewaskan dua awak muda di atasnya.
Kedua korban adalah América Sánchez (20) dan Adal Jair Maldonado Marcos (23), bagian dari 277 awak kapal dalam pelayaran pendidikan tersebut. Menurut laporan media lokal Meksiko, Sánchez tengah berada di atas tiang layar saat insiden terjadi—sebuah posisi yang menandakan keberanian dan kepercayaan dari sesama kadet.
Angkatan Laut Meksiko melaporkan bahwa 22 awak lainnya juga mengalami luka-luka, tiga di antaranya dalam kondisi kritis.
“Kami kehilangan dua anak bangsa terbaik. Mereka tengah dalam proses menjadi pelaut tangguh dan pemimpin masa depan,” ujar Laksamana Pedro Raymundo Morales, Komandan Angkatan Laut Meksiko.
Sosok América: Gadis Tekun yang Ingin Jadi Insinyur Laut
Rocío Hernández, ibu dari América Sánchez, menanti kedatangan jenazah putrinya di kampung halamannya, di Veracruz. Ia menggambarkan América sebagai “putri teladan dan pelajar berdedikasi” yang bercita-cita menjadi insinyur angkatan laut.
Dalam suasana haru, Hernández berdiri di hadapan altar kecil dengan foto América saat pesta quinceañera—peringatan ulang tahun ke-15 yang khas dalam budaya Latin—mengungkapkan kekaguman dan rasa kehilangan.
“Dia adalah seorang pejuang. Dia tidak pernah menyerah, selalu mengejar mimpinya. Hanya tinggal satu tahun lagi sebelum kelulusannya,” kata sang ibu, seraya meminta masyarakat untuk mengenang putrinya “dengan kasih”.
Sebuah upacara penghormatan tertutup akan diadakan di Akademi Angkatan Laut Veracruz sebelum jenazah dibawa pulang ke keluarga.
Adal Jair: Mewujudkan Mimpi Menjadi Pelaut Seperti Ayahnya
Rasa duka yang sama juga dirasakan di San Mateo del Mar, Oaxaca, kampung halaman Adal Jair Maldonado Marcos. Teman-temannya mengenangnya sebagai sosok cerdas dan berdedikasi yang sejak kecil bermimpi menjadi pelaut, mengikuti jejak ayahnya.
“Laut menyaksikan kelahirannya, dan laut pula yang menjadi saksi kepergiannya,” ujar salah satu sahabatnya kepada media lokal.
Adal sempat mengungkapkan bahwa menjadi bagian dari pelayaran Cuauhtémoc, yang dijuluki “Ksatria Laut”, adalah pencapaian terbesarnya.
Dugaan Penyebab Kecelakaan
Pihak kepolisian New York mengatakan insiden terjadi saat kapal layar berusia puluhan tahun itu kehilangan tenaga mesin ketika hendak meninggalkan Pelabuhan New York. Terbawa arus, kapal terseret ke arah Jembatan Brooklyn. Tiga tiangnya yang masing-masing setinggi lebih dari 48 meter menghantam bagian bawah jembatan yang memiliki jarak bebas hanya 41,1 meter.
Rekaman video amatir memperlihatkan momen dramatis ketika para taruna tergantung di tiang dan layar kapal yang roboh.
Laksamana Raymundo Pedro Morales Ángeles menegaskan, penyelidikan atas insiden ini akan dilakukan dengan “transparansi dan tanggung jawab penuh.”
Pelayaran Internasional yang Berubah Jadi Tragedi
ARM Cuauhtémoc berlayar dari Acapulco pada 6 April lalu, dalam rangkaian misi pelayaran pelatihan yang mencakup kunjungan ke New York dan Aberdeen, Skotlandia, untuk ajang Tall Ships Race pada bulan Juli.
Kini, pelayaran itu berubah menjadi tragedi nasional yang menyisakan luka mendalam di hati rakyat Meksiko.
“Mereka pergi sebagai taruna, dan pulang sebagai pahlawan,” tulis salah satu pesan duka yang viral di media sosial.