Menu

Mode Gelap
Kejagung Tetapkan Nadiem Makarim Tersangka Korupsi Laptop Chromebook Gempa Dahsyat di Afghanistan Tewaskan Lebih dari 800 Orang Sejumlah Politisi Nasdem, PAN, dan Golkar Dicopot dari DPR Usai Demo Besar Taylor Swift dan Travis Kelce Umumkan Tunangan Siapa Anggota DPR yang Usulkan Gerbong Khusus Perokok? KAI Tegas Tolak Terkontaminasi Radioaktif, Kemendag Hentikan Ekspor Udang Indonesia ke AS

Internasional

Minyak Naik 4% dalam Sehari, Keputusan Mendadak Trump Picu Kejutan Pasar

badge-check


					Minyak Naik 4% dalam Sehari, Keputusan Mendadak Trump Picu Kejutan Pasar Perbesar

New York – Harga minyak dunia melonjak lebih dari 4 persen pada perdagangan Rabu (9/4/2025) waktu setempat, menyusul pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengumumkan penangguhan sementara tarif impor bagi sebagian besar negara mitra dagang. Namun, ketegangan antara AS dan Tiongkok justru semakin memanas, dengan kenaikan tarif lebih lanjut terhadap Negeri Tirai Bambu.

Harga minyak Brent untuk kontrak pengiriman terdekat ditutup naik 4,23 persen atau 2,66 dollar AS menjadi 65,48 dollar AS per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 4,65 persen atau 2,77 dollar AS menjadi 62,35 dollar AS per barel.

Kedua jenis minyak itu sempat melemah hingga 7 persen di awal sesi perdagangan, menyentuh level terendah dalam empat tahun terakhir, sebelum akhirnya berbalik arah setelah pengumuman Trump.

Penangguhan Tarif, Tiongkok Tetap Ditekan

Trump menyatakan bahwa pemerintahannya akan memberlakukan jeda selama 90 hari atas sebagian besar tarif yang baru diumumkan pekan lalu. Namun, ia menaikkan tarif untuk barang-barang asal Tiongkok menjadi 125 persen, dari sebelumnya 104 persen yang mulai berlaku pada hari yang sama.

“Ini titik balik dalam konflik dagang,” ujar Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group. “Trump memberikan waktu bagi negara-negara yang bersedia bernegosiasi, sementara Tiongkok semakin diisolasi secara ekonomi.”

Tiongkok pun langsung merespons dengan mengenakan tarif balasan sebesar 84 persen terhadap sejumlah barang asal AS mulai Kamis (10/4/2025). Ketegangan ini memperpanjang perang dagang yang telah menimbulkan kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global.

Ketidakpastian Pasar Masih Tinggi

Menurut Bob Yawger, Direktur Energi Berjangka di Mizuho, pasar mulai melihat peluang kesepakatan dagang dengan beberapa negara, yang sebelumnya dijadikan sekutu oleh Tiongkok. Namun, sentimen positif tersebut belum sepenuhnya menutupi kekhawatiran jangka panjang.

“Pasar berharap ada terobosan dalam negosiasi dengan Tiongkok, tapi kenyataannya masih jauh dari selesai,” ujarnya.

Analis UBS, Giovanni Staunovo, menyatakan bahwa meskipun permintaan minyak global belum menunjukkan pelemahan, kekhawatiran terhadap prospek permintaan membuat harga cenderung fluktuatif. “Harga harus tetap rendah untuk mendorong penyesuaian pasokan agar pasar tidak kelebihan pasokan,” ujarnya.

Tekanan Tambahan dari OPEC+ dan Cadangan AS

Kenaikan harga minyak juga dibatasi oleh keputusan kelompok produsen OPEC+ pekan lalu, yang menyepakati peningkatan produksi sebesar 411.000 barel per hari mulai Mei. Langkah ini dikhawatirkan akan mendorong pasar kembali ke kondisi surplus pasokan.

Di sisi lain, Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan kenaikan cadangan minyak mentah sebesar 2,6 juta barel, jauh di atas ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan 1,4 juta barel.

John Kilduff, mitra di Again Capital, menilai bahwa penurunan ekspor dan potensi hilangnya akses ke pasar Tiongkok menjadi ancaman nyata. “Jika situasi ini terus memburuk, ekspor minyak AS bisa tertekan cukup dalam,” kata dia.

Masalah tambahan muncul dari Kanada, ketika sistem pipa minyak Keystone yang menghubungkan Kanada dan AS terpaksa menghentikan operasi akibat kebocoran di dekat Fort Ransom, North Dakota. Operator pipa tersebut dilaporkan mengeluarkan pemberitahuan force majeure, yang dapat mengganggu aliran pasokan di wilayah tersebut.

Dengan ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global yang masih tinggi, harga minyak diprediksi tetap fluktuatif dalam waktu dekat, dengan arah kebijakan tarif AS menjadi penentu utama dinamika pasar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Tragedi Rio de Janeiro: Operasi Polisi Tewaskan 121 Orang

31 Oktober 2025 - 08:32 WIB

Operasi polisi di Rio de Janeiro menewaskan 121 orang, menjadikannya yang paling mematikan dalam sejarah Brasil.

Pencurian Mahkota Kerajaan di Louvre Prancis, Pakar Sebut Barang Curian Akan Hilang Selamanya

22 Oktober 2025 - 09:22 WIB

Pencurian mahkota Kerajaan di Louvre jadi aib nasional Prancis. Polisi buru geng spesialis perhiasan lintas Eropa.

Industri Film Dunia Tetap Melaju di Tengah Ancaman Tarif Trump

19 Oktober 2025 - 10:29 WIB

Ancaman tarif 100 persen dari Donald Trump tak hentikan produksi global seperti Star Wars: Starfighter. Industri film tetap melaju.

Aksi ‘No Kings’ di AS, Ribuan Warga Protes Kebijakan Trump

19 Oktober 2025 - 07:59 WIB

Ribuan warga AS turun ke jalan dalam aksi No Kings memprotes kebijakan Donald Trump yang dinilai mengancam demokrasi dan kebebasan sipil.

Tercatat Sejarah: Trump Umumkan Perang Gaza Berakhir

14 Oktober 2025 - 08:34 WIB

Hamas bebaskan sandera terakhir, Trump nyatakan perang Gaza berakhir. Dunia sambut babak baru perdamaian Timur Tengah.
Trending di Internasional