Menu

Mode Gelap
Kejagung Tetapkan Nadiem Makarim Tersangka Korupsi Laptop Chromebook Gempa Dahsyat di Afghanistan Tewaskan Lebih dari 800 Orang Sejumlah Politisi Nasdem, PAN, dan Golkar Dicopot dari DPR Usai Demo Besar Taylor Swift dan Travis Kelce Umumkan Tunangan Siapa Anggota DPR yang Usulkan Gerbong Khusus Perokok? KAI Tegas Tolak Terkontaminasi Radioaktif, Kemendag Hentikan Ekspor Udang Indonesia ke AS

Internasional

Pop Mart Hentikan Penjualan Labubu di Inggris

badge-check


					Pop Mart Hentikan Penjualan Labubu di Inggris Perbesar

London – Pop Mart, produsen mainan monster Labubu, hentikan penjualan dari seluruh toko di Inggris. Keputusan itu diambil setelah laporan mengenai keributan antar pembeli yang berebut mainan tersebut. Melalui pernyataan kepada BBC, Pop Mart mengumumkan penangguhan penjualan mainan Labubu di 16 tokonya di Inggris hingga bulan Juni mendatang untuk “mencegah potensi masalah keamanan”.

Victoria Calvert, seorang penggemar Labubu yang berada di toko Pop Mart cabang Stratford, London, menggambarkan situasi di toko tersebut yang semakin tak terkendali. “Situasinya jadi sangat kacau, orang-orang saling berteriak dan bertengkar. Saya merasa takut berada di sana,” ujarnya.

Harga Labubu di Inggris

Mainan Labubu menjadi tren viral di TikTok setelah digunakan oleh sejumlah selebritas dunia seperti Rihanna dan Dua Lipa. Popularitasnya yang meningkat tajam ini justru membuat beberapa pengamat ritel memperingatkan bahwa penangguhan penjualan bisa semakin meningkatkan permintaan.

Labubu adalah karakter monster unik karya seniman asal Hong Kong, Kasing Lung, yang menjadi terkenal lewat kolaborasinya dengan Pop Mart. Di Inggris, harga mainan ini berkisar antara £13,50 hingga £50. Bahkan, edisi langkanya bisa mencapai harga ratusan poundsterling di situs seperti Vinted dan eBay.

Pop Mart menyatakan tengah merancang sistem penjualan yang lebih adil sebelum mainan Labubu kembali tersedia di toko.

Calon Pembeli Labubu di Inggris Kecewa

Meski demikian, keputusan penarikan mainan ini menuai kekecewaan dari penggemar di media sosial. Seorang pengguna Instagram berkomentar, “Ini karena kalian membatasi stok sehingga menimbulkan hype berlebihan.”

Banyak pula yang menyalahkan para penjual kembali (reseller). “Para pembeli yang menjual ulang dengan harga £100 sangat tidak adil. Kenapa mereka bisa beli banyak sementara orang lain tidak bisa?!” tulis salah satu pengguna.

Victoria menceritakan bahwa ketika ia tiba di toko, beberapa pelanggan sudah menunggu sejak pukul 03.00 pagi, bahkan ada yang bermalam di depan toko. “Suasana sangat negatif, banyak orang berteriak karena kehabisan Labubu. Saya bahkan menyaksikan pertengkaran antara pegawai dan pelanggan,” katanya.

Pengalaman yang membuatnya merasa tidak aman itu membuat Victoria memutuskan meninggalkan lokasi. “Sangat menakutkan,” ungkapnya.

Dia percaya beberapa orang yang berada di barisan depan antrean adalah reseller, karena “begitu mereka mendapatkan tiket, mereka langsung menjualnya seharga £150, dan tiket itu memungkinkan mereka mendapatkan Labubu.”

Pihak toko menyatakan, “Meski tidak ada karyawan Pop Mart yang terluka, kami memilih bertindak lebih awal untuk menghindari potensi masalah keamanan.”

Pendapat Pakar Pemasaran

Jaydee, seorang eksekutif pemasaran yang juga membuat video unboxing Labubu di TikTok, menyesalkan ulah para reseller yang merusak keseruan tren ini. “Saya sudah tinggal di London sepanjang hidup saya, dan memang ada kelompok reseller yang melakukan hal seperti ini,” katanya. “Keputusan penangguhan ini baik untuk para penggemar sejati yang kini bisa belanja tanpa antre panjang.”

Susannah Streeter, kepala analisis pasar di Hargreaves Lansdown, menjelaskan bahwa pembatasan stok dan sistem penjualan mainan dalam kotak misteri (blind boxes) memicu kegilaan penggemar. “Kerumunan besar saat hari penjualan menjadi masalah besar bagi manajemen,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kerumunan tak terkendali bisa merusak citra merek yang selama ini dikenal sebagai produk yang menyenangkan dan menghibur. Ia juga memperingatkan bahwa penangguhan ini kemungkinan akan meningkatkan permintaan secara online, yang biasanya cepat habis. Selain itu, hal ini dapat mendorong lebih banyak transaksi di pasar reseller, termasuk risiko pembelian produk palsu.

Hal berbeda disampaikan Sarah Johnson, pendiri konsultan Flourish Retail, yang menyebut langkah penangguhan ini sebagai “keputusan strategis”. Menurutnya, kelangkaan adalah alat ampuh bagi merek koleksi seperti Labubu untuk meningkatkan daya tarik.

Menurut Pop Mart, antrean panjang oleh beberapa penggemar sejak malam hari bukanlah pengalaman yang ingin diberikan kepada pelanggan. “Labubu akan kembali ke toko fisik pada Juni, dan kami tengah mengembangkan mekanisme rilis baru yang lebih terstruktur dan adil bagi semua pihak,” ujar Pop Mart.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Tragedi Rio de Janeiro: Operasi Polisi Tewaskan 121 Orang

31 Oktober 2025 - 08:32 WIB

Operasi polisi di Rio de Janeiro menewaskan 121 orang, menjadikannya yang paling mematikan dalam sejarah Brasil.

Pencurian Mahkota Kerajaan di Louvre Prancis, Pakar Sebut Barang Curian Akan Hilang Selamanya

22 Oktober 2025 - 09:22 WIB

Pencurian mahkota Kerajaan di Louvre jadi aib nasional Prancis. Polisi buru geng spesialis perhiasan lintas Eropa.

Industri Film Dunia Tetap Melaju di Tengah Ancaman Tarif Trump

19 Oktober 2025 - 10:29 WIB

Ancaman tarif 100 persen dari Donald Trump tak hentikan produksi global seperti Star Wars: Starfighter. Industri film tetap melaju.

Aksi ‘No Kings’ di AS, Ribuan Warga Protes Kebijakan Trump

19 Oktober 2025 - 07:59 WIB

Ribuan warga AS turun ke jalan dalam aksi No Kings memprotes kebijakan Donald Trump yang dinilai mengancam demokrasi dan kebebasan sipil.

Tercatat Sejarah: Trump Umumkan Perang Gaza Berakhir

14 Oktober 2025 - 08:34 WIB

Hamas bebaskan sandera terakhir, Trump nyatakan perang Gaza berakhir. Dunia sambut babak baru perdamaian Timur Tengah.
Trending di Internasional