Menu

Mode Gelap
Kejagung Tetapkan Nadiem Makarim Tersangka Korupsi Laptop Chromebook Gempa Dahsyat di Afghanistan Tewaskan Lebih dari 800 Orang Sejumlah Politisi Nasdem, PAN, dan Golkar Dicopot dari DPR Usai Demo Besar Taylor Swift dan Travis Kelce Umumkan Tunangan Siapa Anggota DPR yang Usulkan Gerbong Khusus Perokok? KAI Tegas Tolak Terkontaminasi Radioaktif, Kemendag Hentikan Ekspor Udang Indonesia ke AS

Internasional

Iran Siapkan Ranjau Laut, AS Waspadai Penutupan Selat Hormuz

badge-check


					Ilustrasi Selat Hormuz. (foto: REUTERS/Dado Ruvic) Perbesar

Ilustrasi Selat Hormuz. (foto: REUTERS/Dado Ruvic)

Washington – Kekhawatiran Washington bahwa Teheran berencana menutup Selat Hormuz memuncak, saat militer Iran mengangkut ranjau laut ke kapal-kapal di Teluk Persia pada bulan Juni lalu. Langkah Teheran ini menyusul serangan udara Israel ke berbagai lokasi di Iran.

Persiapan yang belum pernah terdengar sebelumnya itu terdeteksi oleh intelijen AS tak lama setelah Israel meluncurkan serangan rudal ke Iran pada 13 Juni. Menurut kedua pejabat yang enggan disebut namanya karena menyangkut informasi sensitif, muatan ranjau tersebut belum sampai digunakan di selat.

Meski ranjau belum terpasang, langkah ini merupakan sinyal serius dari Teheran untuk menutup salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia—sebuah tindakan yang dapat memperparah eskalasi konflik dan melumpuhkan perdagangan global. Sekitar seperlima pengiriman minyak dan gas dunia melintasi Selat Hormuz, dan blokade bisa menyebabkan lonjakan tajam harga energi dunia.

Meski begitu, harga minyak acuan dunia justru turun lebih dari 10 persen sejak serangan AS ke fasilitas nuklir Iran. Penyebab penurunan ini adalah karena meredanya kekhawatiran pasar terhadap gangguan besar di perdagangan minyak.

Pada 22 Juni, tak lama setelah AS menyerang tiga fasilitas nuklir utama Iran, parlemen Iran dilaporkan mendukung rencana pemblokiran Selat Hormuz. Namun, keputusan itu tidak mengikat. Penentuan akhir berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, menurut laporan Press TV.

Selama bertahun-tahun, Iran memang kerap mengancam akan menutup selat tersebut, namun belum pernah benar-benar merealisasikannya. Kepastian tentang kapan waktu tepatnya ranjau dimuat tidak diketahui. Tidak jelas pula apakah Iran telah membongkar kembali ranjau-ranjau tersebut.

Kedua pejabat AS itu menambahkan bahwa kemungkinan pemuatan ranjau hanya sebagai bentuk “sandiwara” untuk menekan Washington, atau sekadar persiapan militer jika ada perintah penutupan sewaktu-waktu.

Jalur Vital Energi Dunia

Selat Hormuz yang terletak di antara Oman dan Iran merupakan penghubung Teluk Persia dengan Laut Oman dan Laut Arab. Di titik tersempitnya, lebar selat hanya 34 km, dengan jalur pelayaran masing-masing 3 km untuk arah masuk dan keluar.

Negara-negara OPEC seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Irak mengirimkan sebagian besar ekspor minyak mentah mereka melalui selat ini, sebagian besar ke Asia. Qatar, salah satu eksportir gas alam cair (LNG) terbesar dunia, juga mengandalkan selat ini untuk hampir seluruh pengirimannya. Bahkan ekspor minyak Iran sendiri sebagian besar juga melewati jalur ini. Sehingga secara teori membuat Iran berpikir dua kali sebelum menutupnya.

Namun, Iran telah lama mempersiapkan skenario penutupan selat. Menurut laporan Badan Intelijen Pertahanan AS pada 2019, Iran memiliki lebih dari 5.000 ranjau laut. Mereka dapat dengan cepat mengerahkannya dengan menggunakan kapal cepat kecil.

Dalam konteks ini, Angkatan Laut AS melalui Armada Kelima yang berbasis di Bahrain bertugas melindungi pelayaran di kawasan tersebut. Sebelumnya, AS menempatkan empat kapal penangkal ranjau (mine countermeasure/MCM) di Bahrain. Namun mereka kini mulai menggantikannya dengan kapal jenis baru yakni littoral combat ship (LCS) yang juga memiliki kemampuan anti-ranjau.

Menjelang serangan udara AS ke Iran, seluruh kapal anti-ranjau sempat ditarik sementara dari Bahrain. AS melakukan ini untuk mengantisipasi kemungkinan serangan balasan Iran ke markas Armada Kelima.

Serangan balasan Iran sejauh ini terbatas pada serangan rudal ke pangkalan militer AS di Qatar. Namun, pejabat AS belum menutup kemungkinan bahwa Teheran akan mengambil langkah pembalasan lanjutan di masa mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Tragedi Rio de Janeiro: Operasi Polisi Tewaskan 121 Orang

31 Oktober 2025 - 08:32 WIB

Operasi polisi di Rio de Janeiro menewaskan 121 orang, menjadikannya yang paling mematikan dalam sejarah Brasil.

Pencurian Mahkota Kerajaan di Louvre Prancis, Pakar Sebut Barang Curian Akan Hilang Selamanya

22 Oktober 2025 - 09:22 WIB

Pencurian mahkota Kerajaan di Louvre jadi aib nasional Prancis. Polisi buru geng spesialis perhiasan lintas Eropa.

Industri Film Dunia Tetap Melaju di Tengah Ancaman Tarif Trump

19 Oktober 2025 - 10:29 WIB

Ancaman tarif 100 persen dari Donald Trump tak hentikan produksi global seperti Star Wars: Starfighter. Industri film tetap melaju.

Aksi ‘No Kings’ di AS, Ribuan Warga Protes Kebijakan Trump

19 Oktober 2025 - 07:59 WIB

Ribuan warga AS turun ke jalan dalam aksi No Kings memprotes kebijakan Donald Trump yang dinilai mengancam demokrasi dan kebebasan sipil.

Tercatat Sejarah: Trump Umumkan Perang Gaza Berakhir

14 Oktober 2025 - 08:34 WIB

Hamas bebaskan sandera terakhir, Trump nyatakan perang Gaza berakhir. Dunia sambut babak baru perdamaian Timur Tengah.
Trending di Internasional