New York – Seorang pria warga negara ganda Amerika Serikat dan Jerman, Joseph Neumeyer (28), ditangkap atas tuduhan percobaan serangan dengan bom molotov terhadap kantor cabang Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di Tel Aviv, Israel. Penangkapan dilakukan setelah Neumeyer diduga membawa bom molotov ke area gedung kedutaan pada 19 Mei 2025.
Kejaksaan federal di New York dalam keterangannya, Minggu (25/5/2025), menyatakan bahwa Neumeyer mendekati gedung kedutaan dengan membawa ransel berisi sejumlah bom molotov. Namun, ia terlibat konfrontasi dengan seorang petugas keamanan dan akhirnya melarikan diri, meninggalkan ranselnya.
Pihak kepolisian Israel berhasil melacak keberadaan Neumeyer di sebuah hotel yang hanya berjarak beberapa blok dari lokasi kejadian. Ia kemudian diamankan dan dideportasi ke New York pada Sabtu (24/5). Setelah itu, ia menjalani sidang awal di pengadilan federal Brooklyn pada Minggu (25/5) waktu setempat..
Latar Belakang Ketegangan dan Dugaan Motif
Menurut dokumen pengadilan yang dirilis Kejaksaan Distrik Timur New York, Neumeyer diketahui telah melakukan perjalanan dari Colorado, AS, ke Kanada pada Februari 2025, sebelum tiba di Israel pada akhir April. Ia juga dilaporkan membuat sejumlah unggahan bernada ancaman di media sosial sebelum upaya serangan terjadi.
Upaya pemboman ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan akibat konflik berkepanjangan di Jalur Gaza yang kini memasuki bulan ke-19. Meski tidak ada korban dalam insiden tersebut, peristiwa ini menambah kekhawatiran terkait keamanan fasilitas diplomatik AS di kawasan rawan konflik.
Tanggapan Hukum dan Proses Selanjutnya
Pihak berwenang AS menegaskan bahwa Neumeyer kini menghadapi dakwaan atas percobaan penyerangan terhadap properti diplomatik AS. Jaksa menyebut, kasus ini menjadi perhatian serius karena menyangkut keselamatan pejabat diplomatik dan stabilitas hubungan bilateral.
Jeff Dahlberg, pengacara yang ditunjuk pengadilan untuk mendampingi Neumeyer, enggan memberikan komentar kepada media.
Perlu diketahui, lokasi serangan merupakan salah satu kantor cabang Kedutaan Besar AS, setelah pemindahan resmi kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem pada 2018 oleh pemerintahan Presiden Donald Trump. Langkah tersebut menuai kontroversi karena status Yerusalem yang dipersengketakan oleh Israel dan Palestina.
Hingga saat ini, pihak otoritas keamanan Israel dan Amerika Serikat terus melakukan penyelidikan lebih lanjut. Investigasi mencakup penyisiran potensi keterlibatan Neumeyer dalam jaringan atau rencana teror yang lebih luas.












